#under_header{ margin:10px 0; padding:1%; width:98%; }

Apa Sih Hipotesis (dengan taraf signifikan) Itu...

19.21 / Diposting oleh sugara nalarreason /

Jumpa lagi sobat bloger, pada postingan kali enii gw ngasi judul rada nyeleneh…eiitttzzz…jgn berfikiran nyang aneh” dulu sob!! Gw ngasi judul kyk gini ada maksudnya cz banyak orang kadang” g tw apa sih sebenernye hipotesis itu, gunanya buat apa…gw g blg gw lebih tau dari sobat sekalian yeee…but coba ajah deh tongkrongin postingan gw nyang atu enii n capa tw ajah berguna wat sobat sekalian….

Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani, hupo dan thesis. Hupo artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya, sedangkan Thesis artinya pernyataan atau teori. Because hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya n perlu perlu bgt diuji kebenarannya. Because of that, hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya melalui pengujian nyang disebut pengujian hipotesis atau pengetesan hipotesis (testing hypothesis) secara emperis.
Hipotesis memungkinkan kita nii yaa….untuk menghubungkan teori dengan pengamatan, atau mungkin pengamatan dengan teori. Jadi lo bisa dibayangin kayak mimpi nyang jadi kenyataan to sob…lewat hipotesis kita bisa tau apakah proses berfikir kita nyang nota bena masih berdasarkan teori aja tuh, apa bisa g diuji kebenarannya sehingga bisa terwujudkan kealam kita” nii sob…yaa to pola fikir gw lo…
Nah dari pemaparan dikit tu…lo pada dah kbayang kan sedikit tentang hipotesis, maka dari itu uda pasti tu hipotesis ada fungsinya, yaa gak??? nii…gw kasi tw fungsi hipotesis, monggo…

1. Memberi penjelasan tentang gejala” serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep nyang secara lansung dapat diuji dalam penelitian.
3. Memberi arah pada penelitian.
4. Memberi kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian

Supaya nii...fungsi” hipotesis nyang tadi to bisa berjalan secara efektif, maka ada faktor” yang perlu diperhatikan pada penyusunan hipotesis.....
1. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. kalimat to ya sebaiknya bersifat positif dan tidak normatif broow...Istilah” seperti seharusnya atau sebaiknya tidak berlaku to sob buat hipotesis. Example nii yee..
”Dengan intelegensi yang baik sudah seharusnya siswa memilki prestasi belajar yang baik pula” ; ”Terdapat hubungan antara intelegensi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa” ; ”Terdapat kontribusi yang signifikan dari intelegensi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa” .
2. Variabel nyang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang oprasional, dalam arti dapat diamati & diukur broow....
3. Hipotesis menunjukan keterkaitan tertentu diantara variabel”.

Pengujian hipotesis enii...sob akan membawa kita kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima hipotesis. Dengan demikian kita akan dihadapkan pada dua pilihan nii....dilema bok....Nah agar pilihan kita lebih terperinci dan mudah, maka diperlukan hipotesis alternatif nyang disingkat Ha dan hipotesis nol (null) nyang disingkat H0. Ha disebut juga hipotesis kerja atau hipotesis penelitian . Ha adalah lawan atau tandingan dari H0, maka Ha cenderung dinyatakan dalam kalimat positif, sedangkan H0 dinyatakan dalam kalimat negatif. Example lagi nii broww…biar cepet ngeh…nya…
H0 : Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara intelegensi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa
Ha : Terdapat kontribusi yang signifikan antara intelegensi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa

Gimana sob...pengetahuan lo bertambah kan seputar hipotesis???okeh deh lo masih kurang gw tambahin lagi biar lebih mantep…yaitu tentang dua macam kesalahan atw kekeliruan dalam hipotesis
1. Menolak hipotesis yang seharusnya tidak ditolak
2. Tidak menolak hipotesis yang seharusnya ditolak
Simpel memang, tapi jangan salah broww...ni perlu perhatian khusus, so check this out….
Perlu dijelaskan bahwa meskipun berdasarkan penelitian kita telah menerima tau menolak hipotesis, tidak berarti kita telah membuktikan atau tidak membuktikan kebenaran hipotesis, yang kita perlihatkan hanya menerima dan menolak hipotesis ajah.
Untuk lebih dingertiin, gw bakal kasi lo contoh…
“Suatu eksperimen konseling A diberikan pada 100 siswa tertentu dan setelah sebulan ternyata 50 dari siswa tidak menunjukan perubahan dari konseling yang diberikan. Kemudian konseling B diberikan pula pada 100 siswa tertentu dan ternyata 40 siswa tidak menunjukan perubahan dari konseling yang diberikan”.
Berdasarkan data diatas, maka biasanya orang menarik kesimpulan bahawa konseling A tidak lebih efektif dari konseling B, kecuali lebih dari 50 siswa telah mengalami perubahan. Sehingga akan menimbulkan pertanyaan : ”Berapakah yang lebih dari 50 siswa itu?”. Jadi berapakah jumlah siswa yang berubah untuk mengatakan bahwa konseling A efektif ?. Sayangnya metode statistik belum berhasil menjawab hal ini. Dalam setipa keadaan yang diketahui tidaklah mungkin membuat kesimpulan sebagai kebenaran, kecuali suatu kesimpulan yang agaknya benar diputuskan. Oleh karena itu jika keputusan dibuat, maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan.
Misalnya 75 dari 100 siswa tadi berubah dengan pemberian konseling A, maka peneliti dihadapkan dengan dua keputusan :
1. Konseling A, nyatanya tidak lebih baik dari konseling B, meskipun 75 siswanya mengalami perubahan, karena mungkin saja hanya disebabkan kebetulan semata.
2. Walaupun konseling A dirasa lebih efektif ketimbang konseling B karena 75 dari 100 siswanya telah berubah n dilihat hanya karena kebetulan semata, kiranya cukup beralasan kalau konseling A dikatakan lebih efektif dari konseling B.
Jika peneliti memilih keputusan 1 di atas, maka ia telah melakukan kesalahan tipe 1, jika peneliti memilih keputusan 2, maka ia telah melakukan kesalahan tipe 2. hehehe....kejebak looo....
Ketika merencanakan pengujian hipotesis, kedua tipe kesalahan tersebut diminimalis sob...Kedua tipe kesalahan tersebut dinyatakan dalam peluang. Nah...biar penilaian niiii dapat dilakukan, maka peluang nii juga sekaligus merupakan besarnya risiko kesalahan yang ingin kita hadapi. Peluang membuat kesalhan tipe 1 biasanya dinyatkan dengan α (baca alpha) n peluang membuat tipe bianya dinyatakan dengan lambang ß (baca beta). Because of that niii brow.. kesalahan tipe 1 juga disebut dengan kesalahan α, dan kesalahan tipe 2 juga disebut dengan kesalahan ß. α disebut juga taraf signifikansi, taraf arti, taraf nyata, probability (p), taraf kesalahan, & taraf kekeliruan. gan…
Taraf signifikan dinyatakan dalam dua atau tiga desimal atau dalam percen. Lawan dari taraf signifikan niii yeee adalah taraf kepercayaan. Gini no lo maksudnya sob..jika taraf signifikansi =5%, maka taraf kepercayaan = 95% n demikian seterusnya.
Dalam penelitian sosial, besarnya α (alpha) biasanya diambil 5%(0,05) atau 1% (0,01). Untuk itu penentuan besarnya α (alpha) tergantung pada keinginan peneliti sebelum analisis statistik dilakukan.
Nah lo..sobat bloger pasti bertanya,,maksudnya taraf signifikan 5% atau 1% tu apaan ya…Arti α (alpha)/taraf signifikan 5% to = 5 dari 100 kesimpulan akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima ataw dengan kata lain dari 100 kali kita ngelakuain percobaan akan terjadi kegagalan sebanyak 1 kali atau kebalikannya kita memiliki tingkat kepercayaan 99% terhadap suatu kesimpulan.Nah oleh karena itu semakin kecil taraf signifikan semakin baik sob…karena akan meminimalisasi tingkat kesalahan..nahh…buat penelitian sosial biasanya paling kecil taraf signifikan 1% tapi buat bidang ilmu nyang laen neee…nyang perlu tingkat akurasi tinggi (misalnya kedokteran mungkin harus dibawah 1%).
Sebelum mengadakan pengujian hipotesis yaa..sob…, maka asumsi” nyang berlaku hendaklah dipenuhi terbih dahulu (bagi yang lagee buat penelitian ya brooww…tapi yang baru belajar ya sampai disana ajah mungkin bisa deh dipakai referense)
Asumsi” yang diperlukan sebelum melakukan pengujian hipotesis :
1. Nyatakanlah dengan tegas bahwa data yang akan diuji tersebut berasal dari sampel atau populasi.
2. Data nyang diuji berdistribusi normal.

Nah...sobat uda baca mua kan,,,gmana???monggo dah bubuhin komentarnya, lo nyang udah ngerasa sip boleh deh dipraktekin sapa tw ajah bisa berguna bagi sobat sekalian

Hormat saya
putusugara
metodologiBK.blogspot.com

11 komentar:

Comment by dirajava on 6:04 PM

sip.... je

Comment by turindra on 12:23 AM

okekah klo begitu

Anonim on 1:44 AM

klo alpha dibuat 10% n effect sizenya 30% gimana?

Comment by Apri on 9:23 PM

maksud "pengaruh yang positif dan signifikan terhdap..." itu apa ya??

Comment by Sugeng on 1:34 AM

you punya tulisan bener2 memperluas cakrawala dan mempersempit ruang gerak virus paranodi thd Statisti, bravo Statistik.

Restu on 5:53 AM

Thx bgt..mksh.mksh.mksh..akhirnya gue nemu juga referensi kayak gini setelah "mengobok2" internet..

Comment by teguhparon on 2:24 PM

Sip, mudah dicerna bahasanya. terima kasih atas penjelasannya.

Anonim on 3:59 AM

aq mw nanya ni bro.. kata dosenq size (harga pd H0 kl konstan) memang bisa disebut taraf signifikansi tapi taraf signifikansi belum tentu size, tau gak bro?pliz blz y and makasih

Anonim on 9:28 AM

sangat membantu saya mau ujian skripsi...

Comment by vhea on 11:02 PM

mau nanya ne
bagaimana menjelaskan alfa yg taraf signifikansinya 5% dijadikan 0,95
mkasih

Comment by Unknown on 5:40 PM

gua masih kurang jelas gan arti dari taraf signifikan! apa gak bisa lu perjelas lagi ribet banget gua bacanya

Posting Komentar

lewat blog ini hanya untuk berbagi ilmu & pengalaman, apabila terjadi ketidakpuasan...just say, i am not a perfect man